Kekayaan Alam Merauke : Surga Bagi Satwa
Merauke adalah surga bagi para satwa, di mana kekayaan alam dan keanekaragaman hayati berpadu harmonis. Hutan menjadi habitat bagi berbagai spesies unik.
Hutan-hutan lebat yang masih asri menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa, termasuk satwa unik yang jarang diketahui oleh banyak orang. Salah satu satwa endemik yang menarik perhatian adalah kanguru mini yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan sebutan “saham.”
BACA JUGA : Penanaman Sawit Bersama Masyarakat Merauke – Iska Bekai
Kekayaan Alam Merauke : Rumah bagi Spesies Langka
Kanguru biasanya identik dengan Australia, namun di Merauke, kita bisa menemukan spesies kanguru kecil yang disebut Macropus agilis, atau lebih akrab dengan panggilan “saham” dalam bahasa suku Marind Anim, penduduk asli Merauke. Kanguru mini ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kanguru pada umumnya, dan sering ditemukan di hutan-hutan Merauke. Satwa ini cenderung hidup di lingkungan yang lebat dengan ketersediaan makanan yang melimpah, seperti dedaunan dan buah-buahan yang tumbuh subur di alam liar Merauke.
Menjaga Kekayaan Alam Merauke
Merauke adalah contoh nyata bagaimana alam dan kehidupan satwa dapat hidup berdampingan dengan manusia. Menjaga kekayaan alam Merauke bukan hanya tanggung jawab masyarakat lokal, tetapi juga kita semua. Satwa unik seperti kanguru mini “saham” adalah pengingat akan betapa kayanya Indonesia dengan keanekaragaman hayati yang perlu dilestarikan.
Kanguru mini adalah simbol keindahan alam Merauke, mengajak kita untuk menjaga dan merawat warisan alam yang sangat berharga.
Kini, habitat saham terancam oleh perubahan lingkungan, menjadikan upaya konservasi semakin penting untuk melindungi spesies ini agar tetap dapat hidup di tanah asalnya.
Komitmen Koperasi Iska Bekai
Koperasi Iska Bekai Merauke berkomitmen dalam jangka panjang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Merauke serta menjaga sumber daya alam Merauke.
Koperasi Serba Usaha Iska Bekai adalah badan usaha yang didirikan oleh pemilik dari 17 marga di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, untuk mengelola kebun sawit masyarakat secara mandiri. Koperasi ini bertujuan tidak hanya sebagai unit usaha, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan.
